| 0 komentar ]

INI NGUTIP DARI KANDA ROODEE..
HANYE MAU MELESTARIKAN BUDAYE MELAYU JAK...


Anak cecak di dalam gayong,
Entah bekaki entahlah adak.
Kalo' menginjak ke Tanah Kayong,
Entah kembali entahlah tidak. (Panton Tradisional Orang Kayong)

Putra Mahkota memakai payong,
Hari lah hujan lebat sekali.
Sudah sumpah di Tanah Kayong,
Kalau salah tebiat adak kembali. (Roodee)

Sungai pawan aros nye deras,
Hanyot kayu lintang-kepukang.
Biar kate sumpahnye keras,
Asal baek..gampanglah pulang. (Syarif Hendra)

Putri Raje pake kerudong,
Makan kedondong di malam hari.
Memang benar nie Tanah Kayong,
Alamnya indah menarik hati. (Deni Sardiani)

Ulat bulu hinggap di daun,
Daun kering bunge pun layu.
Bijaklah kite berbalas pantun,
Seni bertutur orang Melayu. (Hadi Rifai)

Ekok cecak putus besambong,
Anak keramak di sarang tengkuyong.
Kalo' adak betepe'el sombong,
Tentulah selamat di Tanah Kayong. (Roodee)

Anak dare pegi memakai payong,
Pegi ke warong membeli garam.
Siape yang dak kenal dengan Tanah Kayong,
Alamnye kaye beraneka ragam. (Faris Xydrom)

Sungai Pawan berliku-liku,
Pokok kedondong si-pokok keramat.
Kalo' kite pandai jage prilaku,
Dimanepun kite pasti selamat. (Faris Xydrom)

Anak dare dudok ditingkap,
Sambel melamunkan si-abang Rahmat.
Baek baeklah menjage sikap,
Dimane pun kite pasti selamat. (Faris Xydrom)

Readmore »»
| 0 komentar ]

INI HANYA PEMPADAHAN

Minyak hijau kelapa hijau,
Mari dimasak di pokok cendane,
Dudok silau berdiripun silau,
Kerene kumemakai minyak Raje Sangge Buane...
Berkat do'eku Laa Ilaaha Illallah...
Muhammadarrasulullah...
Pulut hitam siberas bereteh,
Kutimang-timang ayam selaseh,
Kupandang engkau berhati puteh,
Engkau memandangku menjadi kaseh!
Suareku bagai buloh perindu,
Merindu engkau memikat,
Jiwe engkau telah kupandu,
Hati engkau telah ku-ikat!
Berkat do'eku Laa Ilaaha Illallah...
Muhammadarrasulullah...


Dari tanah balik ke tanah,
Dari air menjadi air,
Asal manusie si dari mani,
Balik ke bumi manusie mati,
Aku memakai sembilu nibung,
Tuah zulfaqar dalam tanganku,
Kebal kate kau kusumpah telap,
Kuat kate kau kuserapah lemah,
Semangat kau telah ku-ikat,
Ku-ikat dengan tali pusat,
Ilang tuah ilang keramat,
Jike kutikam tiade selamat...!


Besi kuning besi kursani,
Kutanam kusimpan di dalam badan.
Kulitku waje tuah berani,
Besi dak telap sembilu dak mempan.
Aku tahu asal kau besi,
Tahi bintang jatoh berpijar,
Berkat kumemakai keramat Sayyidina Ali,
Bersaudare dengan Pedang Zulfaqar!
Berkat do'eku Laa Ilaaha Illallah, Muhammadarrasulullah...!
Phuuuiiihhh...kalau kau mao menjadi, jadilah!



Readmore »»
| 0 komentar ]

banyak kisah yang terjadi di kampus ku, tapi tentang persaingan dan dinamika lah yang paling seru dan menarik ini bukan kisah fiktif belaka tetapi pengalaman hidup yang saya jalani selama kuliah dan berproses di kampus. banyak sekali persaingan-persaingan yang timbul tetapi ini bukan persaingan yang harus ditakuti karena ini lah dinamika yang positif agar kita selalu berproses menjadi yang lebih baik. banyak persainagn yang timbbul seperti antar angkatan, ukm, mahasiswa dan lain-lain. banyak yang beranggapan bahwa angkatan atau kelompok dia lah yang paling baik, bagus, bisa, hebat dan debagainya dari angkatan yang diatas maupun yang dibawahnya. ada lagi ukm yang beranggapan bahwa dia yang paling atas, mau berkuasa dan menonjol dari yang lainya. belum lagi persaingan ketika adanya gaawai pemilihan ketua-ketua ukm, banyak yang menjadi dalang, aktor, bbelum lagi ad pengaruh okp luar dan bahkan partai politik. tetapi ini hanya dinamika untuk berproses menjadi yang lebih baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya membuktikan kita anak sosial dan politik. ini hanya ada di kampus ku, karena kampoes koe, kampoes biroe, kampoes perdjuangan.......
walau dinamika itu tingkat tinggi tetapi kebersamaan tetap dijaga,apalagi setelah kasus kemaren anak fisip semakin kompak

FISIIIIIIP...
FISIP,,,
FISIP,,,
FISIP,,,
HUUUUGH.....

Readmore »»
| 0 komentar ]

Mempelajari manajemen konflik dan mencoba memahaminya Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dihasilkan, komunikasi yang tidak efektif selalu menjadi kambing hitam. Para manajer bergantung kepada ketrampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain.Ketrampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak sebagai monitor, juru bicara, maupun penyusun strategi. Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik pening dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima instruksi demikian pula sebaliknya. Hal ini harus menjadi tujuan seorang manejer dalam semua komunikasi yag dilakukannya. Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh bawahannya dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.
Manajer menghabiskan 20 persen dari waktu kerja mereka berhadapan dengan konflik. Dalam hal ini, manajer bisa saja sebagai pihak pertama yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa saja sebagai pihak pertama yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa pula sebagai mediator atau pihak ketiga, yang perannya tidak lain dari menyelesaikan konflik antar pihak lain yang mempengaruhi organisasi bisnis maupun individual yang terlibat di dalam organisasi bisnis yang ditanganinya. Paper ini akan membahas apa yang dimaksud dengan konflik itu sendiri, bagaimana konflik muncul dalam suatu organisasi, dan yang paling penting, cara-cara untuk me-manage dan menyelesaikan konflik yang disebut juga manajemen konflik. Konflik atau pertentangan memang tidak bisa dihindarkan dari dalam diri manusia baik sebagai mahluk pribadi terlebih sebagai mahluk social. Bahkan pada dataran yang sangat ekstrim, konflik social sering terjadi dalam bentuk pertikaian baik fisik maupun nonfisik.
Umat manusia selalu berjuang dengan konflik. Kita tidak bisa membayangkan seseorang yang tidak pernah memiliki konflik dalam setiap aktivitasnya. Segala yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan hampir dipastikan akan selalu berhadapan dengan berbagai pertentangan atau konflik yang melibatkan antar kelompok.
Memperkuat sistem peradilan kriminal merupakan kunci untuk menegakkan dan memelihara perdamaian di antara pihak-pihak dalam suatu konflik


KONFLIK DAN DEFENISINYA
Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Konflik menurut Robbins adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain. Sedangkan Alabeness dalam Nimran mengartikan konflik sebagai kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain. Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa konflik itu adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Jadi jika sesuatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik maka pada dasarnya konflik itu tidak ada.
Konflik merupakan suatu fenomena sosial dan kenyataan hidup yang tak terhindarkan. Konflik itu terjadi ketika tujuan dari dua pihak atau lebih bertentangan. Sebagaimana dirumuskan oleh Somon Fister, dkk (Kartika sari, 2001:4) bahwa konflik merupakan “hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yanng memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan.” Konflik tidak selamanya mengandung kekerasan. Tetapi, ketika tujuan-tujuan yang tidak sejalan itu direspon salah satu pihak dengan memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan secara sepihak maka konflik kekerasan dapat terjadi (Mitchell, 1996:3).

Terdapat tiga pandangan tentang konflik, yaitu:
Pandangan tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan menimbulkan kerugian, aliran ini juga memandang konflik sebagai sesuatu yang sangat buruk, tidak menguntungkan dalam organisasi. Oleh karena itu konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar permasalahan.
Pandangan hubungan manusia.
Pandangan behaviorial (yang berhubungan dengan tingkah laku) ini menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang wajar, alamiah dan tidak terelakan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja kelompok, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.
Pandangan interaksionis. Yang menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja positif. Oleh karena itu konflik harus diciptakan. Pandangan ini didasari keyakinan bahwa organisasi yang tenang, harmonis, damai ini justru akan membuat organisasi itu menjadi statis, stagnan dan tidak inovativ. Dampaknya dalam kinerja organisasi menjadi rendah.
Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan. Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertentangan antar pribadi


PENYEBAB TERJADINYA DAN PENANGANAN KONFLlK
Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-faktorpenyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu karateristik individual, beberapa kondisi umum yang muncul diantara orang-orang dan group, serta desain dan struktur organisasi itu sendiri.
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik , yaitu:
a.Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi
b.Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang
c. Rebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. Masalah wewenang dan tanggung jawab
e. Penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. Kurangnya kerja sama
g. Tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada
h. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan
i. Pelecehan pribadi dan kedudukan
j. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan darinya.
Upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Perubahan institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik. Di samping itu, jika konflik tidak ditangani secara baik dan tuntas, maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan hubungan antara orang-orang yang terlibat. Untuk itulah diperlukan upaya untuk mengelola konflik secara serius agar keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu.
Model penanganan konflik yang disampaikan oleh Sondang, yaitu dengan cara tidak menghilangkan konflik, namun dikelola dengan cara :
a. bersaing
b. kolaborasi
c. mengelak
d. akomodatif
e. kompromi
Cara lain juga dikemukakan Theo Riyanto, yaitu dengan secara dini melakukan tindakan yang sifatnya preventif, yaitu dengan cara :
a. menghindari konflik
b. mengaburkan konflik
c. Mengatasi konflik dengan cara:
1). Dengan kekuatan (win lose solution)
2). Dengan perundingan

KESIMPULAN
Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau pimpinan dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya konflik. Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa manager sudah seharusnya memiliki keterampilan komunikasi dan penanganan konflik yang tentunya dapat membantu mereka mengimplementasikan keputusan-keputusan untuk mendukung proses pencapaian tujuan suatu organsiasi. Untuk dapat mencapai hal ini, manager harus dapat mengenali hambatan-hambatan yang dapat mengganggu efektivitas komunikasi yang dapat memacu terjadinya konflik. Keterampilankomunikasi yang baik dapat mengklarifikasi konflik yang timbul serta dapat memperkecil konsekuensi negatif dari konflik itu sendiri terhadap individual dan organsiasi. Manager dituntut untuk memahami akar dari sebuah konflik, mendiagnosis situasi konflik untuk dapat menemukan substansi spesifik dan perbedaan emosional lainnya yang mendasari terjadinya konflik tersebut sehingga dapat ditemukan sebab-sebab dari perbedaan ini.
Orang menangani konflik dengan berbagai cara, tetapi hanya pendekatan penyelesaian masalah yang dapat menghasilkan resolusi konflik yang murni.Berbagai strategi manajer konflik harus diketahui oleh seorang manager, sehingga dapat diputuskan strategi mana yang cocok untuk berbagai macam konflik yang dihadapi. Pada akhirnya, hubungan interpersonal seorang manager menghadirkan kesempatan untuk meningkatkan atau malah mengurangi kesuksesannya dalam menangani konflik. Terlatihnya seorang manager dalam komunikasi dan proses konflik akan menempatkan posisinya sebagai salah satu titik yang paling penting dalam kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan.

(personality clashes).

Readmore »»
| 0 komentar ]

NAMA : DWI AGUS MUHARRIA

TETALA : KETAPANG, 05-AGUSTUS-1989

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

AGAMA : ISLAM

STATUS : MAHASISWA

RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SDN 25 KETAPANG

2. SMP 03 KETAPANG

3. SMA 03 KETAPANG

4. S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK PELATIHAN : LATIHAN KADER(LK)-1HMI KOMISARIAT ISIP UNTAN, DIKLAT HMJ IA FISIP UNTAN, PEMUDA INDONESIA, PARLEMEN PEMUDA,


PENGALAMAN ORGANISASI : HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI), HMJ IA FISIP UNTAN, BEM FISIP UNTAN, COMRADE, ELLSIDE, KETAPANG KOTA KAYONG (KHEKATONK), PARTAI INTELEKTUAL SEJAHTERA (PARTAI UNTAN), PARTAI KOMITE BINTANG MERAH (PARTAI KAMPUS)


TENTANG SAYA :

Saya hanyalah seorang yang tidak sempurna, tetapi ingin mencapai tingkat kesempurnaan menurut pendapat saya. saya orang yang sangat simple dan santai, rock n roll abis. suka dengan keramaian karena makan ga makan asal ngumpul,hahahahah..

saya sangat senang bergaul dengan siapa saja tidak membeda-bedakan siap dia, ketika dia asik ayo kita lanjut. keras, emosian tapi sosial tinggi peduli dengan sekitar, ini dikarenakan pengaruh lingkungan dimana saya berada.

sebenarnya tidak suka yang namanya berorganisasi dan politik, tetapi ketika masuk di Kampoes Biroe (FISIP) semua itu berubah, ditambah lagi ketika awal kuliah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), saya memahami apa itu politik yaitu bagaimana bertahan hidup dan organisasi bagaimana kita bersosial. ini lah yang menjadi awal saya suka dengan beorganisasi dan berpolitik. Di HMI dan FISIP saya dikader dan di gembleng bagaimana bersosialisasi, menghargai serta memahami dan menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan sehingga saya berani untuk bermain menjadi pelakunya atau aktor.

selain HMI DAN FISIP ada satu lagi yang berarti dalam proses pengembangan diri ini yaitu GKS (hahhahhaaha) di base camp ini lah semua ilmu yang didapat praktekan karena disinilah orang-orang dari HMI, FISIP Dan lain-lain berkumpul. bersambung tunggu pemberitahuan selanjutnya (hahahhha)

Readmore »»
| 0 komentar ]

Bencana silih berganti melanda negeri ini, belum kering luka dan duka Kapuas Hulu dan Wasior, menyusul Mentawai dan Merapi, belum lagi bencana kecil-kecil yang tak pernah henti menghantam bumi pertiwi. Bukan sekedar hendak menyampaikan rasa berduka dan belasungkawa, komentar ini pun ingin mengkritisi beberapa persoalan mengenai bagaimana negeri kita menangani bencana yang ada, seperti apa pihak yang berkuasa dan memiliki otoritas menjalankan kebijakan penanganan bencana, dan sejauhmana keseriusan serta kesiapan mereka jika bencana itu terjadi. Sebelumnya minta ampun dan mohon maaf, bukan mau mencari kelemahan dan kesalahan, bukan pula hendak marah dan mencaci. Tapi memang sejatinya saat ini mungkin banyak orang yang marah melihat selalu lambannya negara menyelamatkan nyawa rakyatnya yang ditimpa bencana. Padahal sesungguhnya kita sudah tahu dan ngerti bahwa negeri kita adalah negeri yang rawan bencana.

Terlepas dari kepasrahan bahwa bencana merupakan takdir yang tak dapat ditolak seperti pepatah untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, tapi penanganan bencana dan penyelamatan korban bencana adalah bagian dari ikhtiar yang mestinya dilakukan dengan sungguh dengan seluruh kemampuan, terutama dari pihak yang memilik otoritas dan wewenang.

Berkaca dengan Wasior, tiga hari setelah bencana barulah bantuan datang, seminggu kemudian baru sang Kepala Negara berkunjung, meskipun sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kunjungan tamasya. Dan, uniknya. ketika sang Kepala Negara hendak tiba, barulah semua posko pengungsian dipercepat pembangunannya, barulah jalan-jalan yang terputus diperbaiki, barulah bantuan dipercepat sampainya.

Kemudian ketika tsunami melanda Mentawai, Sedih bercampur marah ketika saya mendengar berita bahwa bantuan kepada korban Tsunami Mentawai baru akan tersalurkan optimal dalam waktu lima hari. Waaaw selalu saja telat, selalu saja terlambat, dan selalu saja alasannya adalah karena medan dan letak geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga susah menyalurkan bantuan. Praktis warga yang menjadi korban Tsunami Mentawai harus berjuang sendiri bertahan hidup dengan segala penderitaannya.

Tidak usah jauh-jauh di daerah saya ini juga, penolongan atau bantuan terlalu lambat oleh pemerintahan daerah, apakah letaknya yang menjadi alasan. dan pemerintah hanya bisa bilang sabar-sabar dan tungu.

Alasan medan yang sulit sehingga membuat penyaluran bantuan menjadi terhambat menjadi alasan klasik yang menurutku sulit saya pahami. Memang benar bahwa Kapuas Hulu, Wasior atau Mentawai adalah daerah yang secara geografis sulit terjangkau, tapi bukan berarti tidak dapat diupayakan terjangkau. Apalagi ini sudah kondisi darurat, artinya ditengah situasi seperti ini, segala daya upaya apapun harus diusahakan untuk menyelamatkan jiwa manusia yang masih hidup.

Berkaca pada pengalaman Chile, meskipun keadaanya berbeda, tapi konteks masalah bencananya tetap sama, dan semangat menyelamatkan nyawa manusianya tetap sama. Maka kita lihat bagaimana sang Kepala Negara dengan sigap dan dengan menghilangkan segala atribut, prosedur dan keprotokoleran, mengerahkan semua kemampuan dan sumber daya yang ada untuk menyelamatkan rakyatnya.

Kalau kita lihat Kapuas Hulu, Wasior dan Mentawai, mungkin juga Merapi, maka kita akan melihat bahwa Negara kita adalah Negara yang memang super prosedural, hyper protokolerisme dan birokratisme, sehingga lamban dan acap dipandang tak acuh atau abai terhadap keselamatan nyawa rakyatnya. Hal ini menjadi suatu preseden bahwa memang penghargaan terhadap nyawa manusia tidak begitu penting di negeri ini.

Sebagaimana kasus Mentawai ini, penyaluran bantuan yang lamban dan memakan waktu yang lama jelas menyatakan bahwa Negara melakukan pembiaran terhadap rakyatnya. Padahal alasan lokasi yang sulit bukanlah alasan yang sama sekali tepat. Karena sebagaimana disampaikan di berita bahwa Mentawai hanya bisa dengan cepat dijangkau melalui udara, yakni dengan helikopter dan pesawat kecil. Pertanyaannya, mengapa tidak ada daya upaya mengerahkan helikopter dan pesawat kecil untuk transportasi pengiriman bantuan? Apakah karena helikopter dan pesawatnya tidak ada? Saya kira hampir semua institusi militer dan berbagai instansi sipil serta swasta di negeri ini memiliki kendaraan helikopter. Apakah tidak dapat di-instruksikan atau di suruh untuk dipergunakan? Saya kira dengan kondisi darurat seperti ini, maka tidak ada alasan untuk tidak dikerahkan atau tidak dilibatkan dalam menangani korban bencana. Apakah alasan biaya operasional pesawat dan helikopter yang besar yang menjadi kendalanya? Ini lebih tidak manusiawi lagi, karena yang namanya penanganan bencana tidak layak di ukur atau diperhitungkan dengan hitungan ekonomis dan finansial, nyawa manusia lebih berharga ketimbang apapun. Nyawa seorang kepala negara dengan seorang warga masyarakat biasa tetaplah nyawa yang sama berharganya.

Maka lagi-lagi jika belajar dari pengalaman Chile yang mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menyelamatkan nyawa rakyatnya, maka seharusnya negeri inipun dengan segala sumber daya yang ada termasuk helikopter dan pesawat perintis yang ada harus di ikhitiarkan untuk membantu para korban. Jangan malah dengan alasan letak geografis, lokasi dan medan yang sulit terjangkau lagi-lagi menjadi penilaian pembiaran, dan membiarkan warga yang menjadi korban bencana berjuang sendiri melanjutkan hidup di tengah kesengsaraan dan penderitaan.

Kemudian, jika melihat pengalaman penanganan bencana yang pernah terjadi di negeri ini, maka selalu saja muncul masalah terkait koordinasi antar instansi, masalah prosedur dan segala tetek bengek yang nyatanya tidak terkait langsung dengan penanganan korban secara cepat dan tepat, tapi malah justeru memperlambat. Misalkan dalam menangani bencana, jika ada kunjungan pejabat apalagi kepala negara, yang justeru sibuk bukanlah menangani korban yang masih dan harusnya diselamatkan, tapi hanya malah sibuk pada persiapan menyambut dan seremonial yang tak penting. Makanya, berbeda dengan negara-negara lain yang pemimpinnya memiliki sense empati, simpati dan tanggung jawab, jika terjadi bencana, maka mereka malah tidak mempedulikan lagi prosedur dan protokoler resmi. Karena yang namanya keadaan darurat membutuhkan tindakan aksi yang cepat dan tepat. Tapi kenyataan itu tidak berlaku di Indonesia. Memang Aneh...!

Memang bencana alam ini datang tidak tepat waktu, seharusnya bencana ini datang bertepatan pula dengan masa kampanye, sehingga semua akan berlomba-lomba datang membantu, saling dahulu mendahului, sekalian untuk jual tampang dan menjajakan wajah mencari muka dan simpati. Apakah kita harus bertanya KEPADA RUMPUT YANG BERGOYANG

Readmore »»
| 0 komentar ]

Indonesia Berkabung, karena dilanda bencana alam yang sangat besar dan datang dengan silih berganti. Dari terjadinya bencana banjir bandang di wasior, papua sampai gempa di kepulauan Mentawai, sumatra barat hingga gunung merapi di Yogyakarta. Bencana alam tersebut menyisakan duka yang sangat mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Datangnya bencana tersebut telah banyak memakan korban jiwa dan meluluhlantakkan negeri ini. Tidak hanya itu, bencana alam juga terjadi di daerah kita sendiri, yakni bencana banjir di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
Dengan melihat fenomena itu, Bem Fisip Untan berinisiatif untuk melakukan aksi penggalangan dana. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa kepedulian Bem fisip terhadap bencana yang telah melanda Kepulauan Mentawai (Sumatra Barat), Wasior (Papua), Gunung Merapi (Yogyakarta) dan Kapuas Hulu (Kalimantan Barat). Kegiatan itu telah melibatkan seluruh mahasiswa Fisip Untan Kegiatan aksi penggalangan dana tersebut sudah dilakukan dua kali. Untuk kali pertama Bem fisip telah melakukan penggalangan dana untuk banjir bandang di wasior,papua dan banjir di Kabupaten Kapuas Hulu. Sedangkan untuk kali kedua aksi penggalangan dana tersebut dilakukan untuk bencana gempa dan tsunami di kepulauan mentawai, sumatra barat dan gunung merapi di Yogyakarta.
Adapun konsep dari kegiatan aksi penggalangan dana tersebut, kami melakukan aksi turun kejalan untuk mengggalang sumbangan dana yang menyebar diberbagai titik, diantaranya simpang jalan Tanjung Pura, Simpang jalan A. Yani, simpang Bundaran Digulis Untan, dan Simpang jalan Sungai Raya. Untuk kali pertama, kami melakukan aksi penggalangan dana selama tiga hari, dan telah menghasilkan sumbangan sebesar Rp. 26.760.150. Sedangkan Untuk kali kedua, kami melakukan aksi penggalangan dana selama empat hari, dan telah menghasilkan sumbangan sebesar Rp. 36.039.575. Sumbangan tersebut bersumber dari partisipasi dan kepedulian warga Kota Pontianak terhadap bencana alam yang terjadi, yang sedang melintas dititik-titik kegiatan aksi penggalangan dana tersebut.
Penyaluran Sumbangan dana yang diperuntukan bagi korban Banjir bandang di Wasior (Papua) dan Banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, dilakukan secara terpisah, yakni untuk penyaluran sumbangan bagi korban banjir bandang di Wasior (Papua), kami salurkan melalui Rekening Bank BNI atas nama Tv One Satu Untuk Negeri sebesar Rp. 5.000.000. Sedangkan penyaluran sumbangan bagi korban banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, kami salurkan secara langsung kelokasi terjadinya banjir dengan membelikan barang-barang, seperti selimut, makanan, obat-obatan dan lain-lain. Adapun total pembelian barang berjumlah Rp. 21. 760. 150. Sementara, untuk penyaluran sumbangan bagi korban Gempa dan Tsunawi di Kepulauan Mentawai (Sumatra Barat) dan Gunung Merapi (Yogyakarta), akan kami salurkan melalui rekening Bank BNI atas nama Tv One Satu Untuk Negeri sebesar jumlah penggalangan dana yang telah didapat.
Harapan kami atas sumbangan yang telah diberikan oleh masyarakat Kota Pontianak, sekiranya dapat meringankan beban bagi korban bencana alam.

Readmore »»